Warga Gede Pangrango dan Poco Leok menolak proyek geotermal

Warga Gede Pangrango dan Poco Leok menolak proyek geotermal


proyek geotermal

Sumber gambar, Warga Gunung Gede-Pangrango

Keterangan gambar, Warga di Gede Pangrango menolak proyek geotermal.

    • Penulis, Faisal Irfani
    • Peranan, Jurnalis BBC News Indonesia

Masyarakat di area Gunung Gede Pangrango menolak rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Cipanas. Mereka menilai keberadaan pembangkit geotermal hanya akan mendatangkan kabar buruk bagi penghidupan masyarakat, di samping ancaman kerusakan alam. Kasus di Cipanas menambah panjang daftar aksi penolakan terhadap proyek yang disebut sebagai energi terbarukan ini.

Pada Kamis (17/07), ratusan warga yang tinggal di sekitar Gunung Gede Pangrango mendatangi kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di Cianjur, Jawa Barat, untuk menyuarakan penolakan atas rencana pembangunan pembangkit geotermal.

Aksi ini dipicu beredarnya surat undangan dalam rangka “pemutakhiran data” lahan yang sebelumnya digarap masyarakat, mayoritas petani sayur dan buah. Surat itu pertama kali dikeluarkan pada 4 Juli 2025. Agenda verifikasi akan dihelat 15 Juli 2025, menyebut jika penggarap tidak hadir tanpa keterangan jelas maka lahan dianggap kosong.

Masyarakat di tiga desa di Gunung Gede Pangrango—Sukatani, Cipendawa, dan Sindangjaya—tidak menyetujui rencana tersebut, satu hari sebelum pelaksanaan. Agenda pun batal.




Sumber

Basa Juga