Demonstrasi mahasiswa menolak UU TNI: Mengapa berlangsung maraton dan menyebar ke banyak daerah?

Demonstrasi mahasiswa menolak UU TNI: Mengapa berlangsung maraton dan menyebar ke banyak daerah?


Pengunjuk rasa melakukan aksi menyikapi revisi UU TNI di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/03).

Sumber gambar, ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Keterangan gambar, Pengunjuk rasa melakukan aksi menyikapi revisi UU TNI di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/03).

Demonstrasi mahasiswa menolak UU TNI berlangsung secara maraton dalam sepekan terakhir dan menyebar di berbagai daerah. Apa yang membedakan aksi ini dengan demonstrasi-demonstrasi sebelumnya? Apakah berpotensi membesar seperti demonstrasi pada 1998, yang menggulingkan rezim otoriter Soeharto?

Mahasiswa di berbagai kota turun ke jalan menolak Revisi UU TNI yang telah disahkan DPR pada 20 Maret lalu. Aksi unjuk rasa tak hanya berlangsung di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Bandung, dan Surabaya, tapi juga berlangsung di Jayapura, Tasikmalaya, Sukabumi, Jember, Majalengka, Lumajang, Blitar Kupang hingga Ende di NTT.

Demonstrasi itu diwarnai intimidasi, kekerasan, dan penangkapan oleh aparat keamanan—yang melibatkan tentara. Banyak dari pendemo terluka demi menolak kembalinya dwifungsi ABRI.

Ketakutan akan masuknya tentara ke kehidupan sipil dalam Revisi UU TNI ini telah dibantah beberapa kali oleh pejabat pemerintah maupun TNI itu sendiri.



Source link

Future Driven Entrepreneur

Developer, freelancer, dan entrepreneur di bidang web & server. Founder Gonary.id.

Basa Juga